Syahdunya senja kala itu, seketika tertutup oleh pekatnya asap hitam dari pantat kendaran umum .seorang pria tampak tenang dalam antrean panjang kendaraan di perempatan lapu merah di kota ku
Dengan gagahnya, ia memperhatikan sekeliling jalan, mencari celah di antara antrean. Kendaraan yang ditumpangi masih terlihat gress, dalam balutan cat yang mengkilap. .Asap hitam yang menyerbu bagi nya hanya bak Aroma harum semerbak pewangi kendaraan. mampu menjadi penawar dahaga yang telah lama tak tersiram air .Dalam jarak yang cukup dekat di isi jalan terlihat anak-anak kecil riang bermain di trotoar jalan.
Saat lampu berganti merah, mereka pun menyerbu kaca-kaca pengemudi, berharap akan ada yang mau memberi sekeping logam atau secari kertas yang selalu di perebutkan manusia
mereka tak pedulikan hari beranjak malam, mereka bertahan dalam kondisi yang memprihatinkan.
Seketika, rintik hujan turun membahasi bumi tanpa sadar lampu merah pun mulai berganti warna dan butir butiran air terrasa tertupah dari angkasa . Peria itu pun mencari tempat untuk berteduh
di sebelah tempat disamping sebuah ruko peria itu pun berteduh bersama anak anak jalan yang masih kira kira berumur 5th sampi 12th .
dan percakapan punmulai terjadi deri percakapan itu terganjal dalam otak lelaki itu anak sekecil itu harus menagung berat dari kejamnya persaingan kehidupan merka rata rata hanya menjadi alat kemalasan dari manusia yang telah mengabil hak hak kemanusian mereka.
Lain lagi dengan kisah nasib sebut saja karno, dia kehilangan ibunya yang bunuh diri dengan cara menggantung diri. Sang ibu tak kuasa menanggung beban hidup yang semakin berat dan menghimpit kehidupan mereka, belum lagi ayah karno yang telah meninggal dunia. Sehingga praktis sang ibu bekerja membanting tulang untuk menghidupi keperluan sehari-hari Hidup karno beserta kedua adiknya pun menjadi tak menentu karena orang yang selama ini mengasuhnya telah tiada. dan ia pun terpaksa harus hidup di kersnya hidup dijalan demi demi menghidupi sodaranya yang masih kecil.
Begitulah indonesia yang orang dahulu bilang mutiara katulistiwa, berragam suku bangsa dan berragam kekayan bangsa yang bergelut dengan berbagai persoalan.
yang kaya makin kaya yang miskin makin tersingkir.
terpikir dalam benak saya adalah bagaimana nasib anak anak itu apakah nasib mereka akan sama dengan pendahulu hulunya?
yang kaya makin kaya yang miskin makin tersingkir.
terpikir dalam benak saya adalah bagaimana nasib anak anak itu apakah nasib mereka akan sama dengan pendahulu hulunya?
jangan sampai kemiskinan melahirkan kemiskinan baru, janganlah ini terjadi negeri ini.
Aku jadi tambah ragu sama para pemimpin bangsa ini.........katanya pemerintahan sesuai UUD tapi bukannya anak2 terlantar dilindungi negara ya???
BalasHapusSemangat N sukses slalu Sob!!
males liat pemerintahan.. pemimpinnya sih oke.. tapi itu lo, isi gedung yang atepnya melengkung itu, makin gak karuan
BalasHapusSepertinya sama, sedikit enggan mengontari tentang kepemimpinan dalam pemerintahan, bisa nambah mumet. Yang penting silaturahmi deh hehe...
BalasHapusbanyak orang miskin pengin kaya, tapi sedikit kerja
BalasHapus