Sabtu, 06 Agustus 2011

BERBAGI ITU INDAH

  Ketika pagi masih separuh tumbuh dan menggeliat menoreh pahatan kilau cahaya diatas daun yang masih bertabur embun  kami berangkat ke Gedung Komnas HAM.Mobil pun terus melaju, menembus desa demi desa. mobil berjalan lurus.dan  Sepanjang perjalanan, kami terdiam. Kulihat puluhan atau ratusan pohon melintas-lintas di kaca jendela.  tampak wajah bunda  sedikit keriput  di makan usia,  di jidat ibu tapak keringat yang bercucuran basahi kulit keriputnya dan ku berfikir  perasan  ku seakan menyatu merasakan betapa berat beban buda,  yang harus di pikulnya.  Sejak ajal ayah  datang
  Takala  setelah peristiwa berdarah itu terjadi  aku bersama keluargaku  berharap akan ada setik cahaya terang dalam hidup ini. namun cahaya terang itu pun seakan  tak kunjung datang. coban  demi coban sakan silih berganti  seiring berjalanya naafas  kehidupan yang di karuniakan sang Ilahi kepada raga ini.
setibanya kami di kator komas ham  bunda turun dari  mobil dia berkata,  guh anak ku disinilah aku mengantung kan harapan ku  aku muntuk megatakan kebenaran atau kah kebohangan sejarah yang berdarah  anaku.
semoga bangsa ini,  punya tilinga untuk mendengarkan keluh kesah nasip rakyat kecil seperti kita guh . dan semoga  negeri ini berani mengatakan kebenaran ataukah berani mengatakan kesalan sejarah yang sebenarnya ya guh

  Seakan aku sat itu,  mendengar perkatan ibu seperti itu , perasan ku bagai disayat seribu  pisau yang amat tajam.
detik waktu terus berlalu,  langkah kaki  kaki setapak demi setapak terus beriring seakan,  berat beban dan  perasan kami  tertopang pada langkah kaki yang di temani  setum puk berkas kertas lesu  ditangan kami,seakan tau dan meronta ronta ditangan kami. 
setibanya kami memasuki ruangan  dalam gedung  yang dingin kami di persilahkan duduk  seorang laki laki bertubuh tegap dan berparas ganteng menemui kami dia berkata, ada yang bisa kami batu   akupun bercerita bahwa kami meminta bantuan  untuk mencari keadilan
raut wajah ibu saat itu,  tampak kusut ketika menceritakan peristiwa berdarah itu
kami  hanya menutut hak kami pak.
raut wajah lelaki  itu tampak mekerut ketika mendengar cerita kami , lelaki itu pun berkata ibu dan mas akan kami bantu  sebisa kami.dan dokumen lesuh itu pun kami serahkan . dan kami pun berpamitan
dan akupun  pulang  dalam perjalan pulang kami terdiam sekan akan beban yang ada selamaini sedikit terkurangi . detik detik terus berjalan waktu terus berputar tak terasa hari mulai berganti
 Senja  mulai turun kala itu,  aku  menurun kan kaca pintu mubil sewan kami  dan aku  mataku teruju  di perempatan lampumerah di kota kami,seketika tertutup oleh pekatnya asap hitam dari pantat kendaran umum akupun berpamitan pada ibu untuk turun di perempatan ini.

Seorang  pria kecil  tampak tenang dalam antrean panjang kendaraan di perempatan lapu merah di kota ku.
Dengan gagahnya, ia memperhatikan sekeliling jalan, mencari celah di antara antrean kedaran yang ada perpatan jalan .untuk mencari sekeping kogam budar
sementara itu tampak sosok pemuda dengan  Kendaraan yang di bawanya  masih terlihat gress,  dalam balutan cat yang mengkilap.
di gadapan anak peria kecikitu Asap hitam  yang menyerbu bagi nya hanya  bak Aroma harum semerbak pewangi kendaraan. mampu menjadi penawar dahaga yang telah lama tak tersiram air .
Dalam jarak yang cukup dekat di isi jalan terlihat okeh ku   anak-anak kecil riang bermain di trotoar jalan.
Saat lampu berganti merah, mereka pun menyerbu kaca-kaca pengemudi, berharap akan ada yang mau memberi sekeping logam atau secari kertas  terulis angka angaka yang selalu di perebutkan manusia,
mereka tak  peduli akan  hari beranjak berganti malam,mereka bertahan dalam kondisi yang memperihatinkan.
Seketika, rintik hujan turun membasahi bumi tanpa sadar lampu merah pun mulai berganti warna dan butir butiran air terrasa tertupah dari angkasa .aku pun mencari tempat untuk berteduh
di sebelah tempat disamping sebuah ruko.  peria itu pun berteduh bersama anak anak jalanan  lainnya yang masih kira kira berumur 5th sampi 12th .
dan percakapan pun mulai terjadi deri percakapan itu aku  terganjal dalam otak ku .  anak sekecil itu harus menagung berat dari kejamnya persaingan kehidupan merka rata rata hanya menjadi alat kemalasan dari manusia yang telah mengabil hak hak kemanusian mereka.

Lain lagi dengan kisah nasib sebut saja karno, dia kehilangan ibunya yang bunuh diri dengan cara menggantung diri. Sang ibu tak kuasa menanggung beban hidup yang semakin berat dan menghimpit kehidupan mereka, belum  ayah karno yang telah meninggal dunia. Sehingga praktis sang ibu bekerja membanting tulang untuk menghidupi keperluan sehari-hari .Hidup karno beserta kedua adiknya  pun menjadi tak menentu karena orang yang selama ini mengasuhnya telah tiada, dan ia pun terpaksa harus hidup di kerasnya hidup dijalan  demi  menghidupi sodaranya yang masih kecil.

Begitulah indonesia yang orang dahulu bilang mutiara katulistiwa, berragam suku bangsa dan berragam kekayan bangsa yang bergelut dengan berbagai persoalan.
yang kaya makin kaya yang miskin makin tersingkir.
terpikir dalam benak saya adalah bagaimana nasib anak anak itu  apakah nasib mereka akan sama dengan pendahulu hulunya? 
jangan sampai kemiskinan melahirkan kemiskinan baru, janganlah ini terjadi negeri ini.

Perhatikan saja alur dari hidup kita dan banyak sebab musabab kejadian yang kita alami; banyak di antara mereka boleh menjadi titik balik dan merubah masa depan kita. Pada kenyataannya, kita benar-benar tidak mengetahui banyak tentang masa depan kita. Jika kita menolak untuk menghadapi kebenaran sepanjang hidup kita sehari-hari, tidakkah itu sangat berbahaya? Jika masyarakat kita terus seperti ini, akan menjadi pemandangan yang menyedihkan untuk diamati!
barangkali lingkungan kita membuat kita bersikap masa bodoh dan mati rasa. ataukah tak ada lagi orang yang mepunyai hati nurani yang welas asih
.

7 komentar:

  1. andai semua orang mau berbagi, maka kemiskinan tak merajalela di negeri ini. semoga saja masih banyak orang yg punya nurani dan peduli pada sesama ya?

    BalasHapus
  2. ass
    berbagi selain indah dapat pahala juga
    marhaban ya ramadhan
    selamat berpuasa.

    BalasHapus
  3. jadi inget pepatah,

    i was born intelegence, but education ruin me....

    hahahahhaa....... atau itu hanya sebuah pemakluman

    BalasHapus
  4. Meskipun sedikit lakukanlah, dari pada tidak sama sekali.

    BalasHapus
  5. yg pasti manusia sudah semakin egois.

    BalasHapus
  6. Ckck semua kembali kepada diri masing-masing B)

    BalasHapus
  7. @catatan kecilku: semoga masih ada yang mau peduli
    @ NURA :sekamat berpusa juga
    @ mas ichang :mukin juga mas ha ha
    @ IbuDin:iya mbak
    @Sang Cerpenis bercerita:mukin juga zaman yang sudah berbeda kali
    @SHUDAI AJLANI (dot) COM:betuk juga

    BalasHapus

InnocentYellSmileWinkCryCoolFrownKissLaughingSurprisedSealedEmbarassedMoney mouthTongue outFoot in mouthUndecided