Minggu, 09 Januari 2011

LUBANG KERINDUAN DUA

 Saat mentari tersenyum di balik awan tipis putih dan bermanja di antara sapaan  pagi,
namun  gelap masih terasa bagi anak lelaki, yang kini telah menjadi sosok pemuda.
sinar  mentari di pagi itu tak terrasa dapat menerangi dan  tak memberikan kehidupan dan harapan.bagi ke luarga kami
Di Kantor Komnas HAM, pagi hari.
Teguh berjalan menuju ke sebuah ruang, membawa dokumen setebal kecemasan ibunya,
sedalam luweng abadi yang menyimpan jeritan  jasat bapaknya.
teguh dan bundanya pun masuk ke sebuah ruangan
di situ tegudan ibunya
di temui dan di persilahkan duduk oleh sosok laki laki berbadan besar menemu mereka



.Bagi Teguh dan ibunya menceritakan peristiwa berdarah itu
yang menoreh kan sejuta tinta cerita pahit getir nya kisah kehidupan di bumi ini,
 Untung tidak dapat diraih, malang tidak dapat di tolak, mungkin itu kata kata yang paling tepat untuk keluarga kami
Sejak peristiwa berdarah itulah kami harus berpisah
dan Sejak itulah aku harus bertahan hidup
sebagai Istri-Tapol dan Anak Tapol serta yang tidak tahu dimana ayah dari anak anak ku berada
ke tidak nyaman dalam mengarungi samudera kehidupan terasa  amat pahit tetesan air mata pun.
tak sanggup  membasuh kepedihan hati ini
.berbekalkan dokumen yang telah lesuh sakan inggin berteriak mengajaku dan bundaku tuk berteriak, ataupun  menagis tuk mencari keadilan dinegeri ku ini
entah keadilan yang bagai mana dan keadilan yang bagaimana  .
sejuta pertanyai tu  muncul di kepala dan benak ku
seiring waktu yang terus berlalu serpihan serpihan kehidupan ibunda dan keluargaku berjalan dalam kebimbanggan
entah dosa keluargaku ataukah dosa negeri ini yang tak kumengerti ataukah kejam nya politik dinegeri ini demi kekeusan atau kah memang salah dan dosa keluaraga kami yang memang ditakdirkan menjadi korban dari kerasnya politik dinegeri kami
bunda pun menceritakan kisah peristiwa yang berdarah itu dengan rincinya sambil sesekali mengusapair mata yang sesekali menetes di pipinya yang mulai keriput di makan usia
lelaki bertubuh tegapitu pun dengan serius mendegarkan cerita ibunda
 Tak terasa bak roda pedati yang berputar seiring lari sang kuda..begitulah roda kehidupan serasa membawaku dan keluargaku  tuk menggarungi ke hidupan didunia ini
hari berganti hari  bulan berganti bulan  nasib  sorang ibu yang tetap menjadi
Seorang janda yang telah distempel sebagai istri penghianat. Seorang janda yang kalian kutuk.
Seorang janda yang harus berjuang di tengah badai diskriminasi.
seribu pertanya  masih terpendam diotak ke palaku
 Hanya karena PKI telah kalah oleh sejarah?
Picik kan?
Kalian tak sadar kalau kekejaman PKI itu juga adalah kelakuan oknum yang tidak bertanggung jawab. Lalu yang menjadi korban adalah masyarakat yang sama sekali tak tahu menahu akan masalah. Lalu kalian yang hanya membaca lewat buku-buku propaganda, ramai-ramai mengutuk PKI. Kalian tidak tahu, kalian mengutuk saudara kalian sendiri.
 Slow dan aku yakin di balik semua itu pas tilah akan hadir hikmah
 di dalam aspek ke hidup kita juga memainkan nada nada sendiri dari simfoni alam..tinggal bagaimana kita meramunya dan menjadikanya lagu yang indah.
.sehingga kita bisa menikmatinya dalam  kehidupan.
Lepaskan semua beban..dan ikutilah gerakan lembut.tarian kehidupan.  
Free pikiran, tubuh, dan jiwa dan bisa terhubung dengan keindahan hidup

7 komentar:

  1. begitu kejamnya..politik.....

    BalasHapus
  2. itu semua sisa2 orde baru, sperti kisah penyiksaan di lubang buaya, ada yg mengatakan jika apa yg terjadi tidak seperti yg kita lihat di pilemnya..tapi entahlah mana yg benar..moga kedepan lebih baik...

    BalasHapus
  3. Makanya saya benci politik....

    dalam politik g anak yg benar dan salah..

    BalasHapus
  4. Selalu saja ada korban dari permainan politik.

    BalasHapus
  5. @ Fajar memang politik selukejam mas he he
    @ Aulawi Ahmad amin
    @ Hani ya begiitulah politik
    @ catatan kecilku namanya juga politik menghalalkan berbagai cara wallupun harus mengkorbankan sesuatu

    BalasHapus
  6. benar.. tiap segala sesatu, pastilah ada hikmah di baliknya :)

    BalasHapus

InnocentYellSmileWinkCryCoolFrownKissLaughingSurprisedSealedEmbarassedMoney mouthTongue outFoot in mouthUndecided